Jumat, 28 September 2012

Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan

A. Ilmu Pengetahuan
     Pada hakikatnya ilmu pengetahuan merupakan salah satu komponen dalam kehidupan manusia yang sangat penting dan sangat mendasar guna menjalani napak tilas kehidupannya. Dan tentunya setiap orang tua menginginkan anaknya untuk sekolah sekalipun kemiskinan masih menjadi salah satu problem di beberapa negara berkembang seperti halnya Indonesia. Dengan berbagai harapan dari orang tua kepada anaknya, setiap orang tua akan berusaha sekuat tenaga untuk bisa menyekolahkan anaknya setinggi mungkin agar bisa menjadi generasi penerus keluarganya bahkan bangsanya.

B. Teknologi
     Para sarjana telah banyak memberikan pengertian tentang teknologi, dimana masing-masing berbeda dalam sudut pandangnya.Menurut Welter Buckingham yang dimaksud dengan teknologi adalah ilmu pengetahuan yang diterapkan ke dalam seni industri oleh karenanya mencakup alat-alat yang memungkinkan terlaksananya efisiensi tenaga kerja menurut keragaman kemampuan.
     Ada tiga macam teknologi yang sering dikemukakan para ahli yaitu:
a. Teknologi modern
    Teknologi modern memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
    - padat modal
    - mekanis elektris
    - menggunakan bahan import
    - berdasarkan penelitian mutakhir dan lain-lain
b. Teknologi madya
    Teknologi madya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
    - padat karya
    - dapat dikerjakan oleh keterampilan setempat
    - menggunakan alat setempat
    - menggunakan bahan setempat
    berdasarkan suatu penelitian
c. Teknologi tradisional
    Teknologi tradisional memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
    - bersifat padat karya
    - menggunakan keterampilan setempat
    - menggunakan alat setempat
    - menggunakan bahan setempat
    - berdasarkan kebiasaan atau pengamatan

     Selain tiga macam teknologi yang telah di sebutkan diatas para ahli masih mengemukakan satu macam teknologi, yaitu teknologi tepat. Teknologi tepat berarti suatu spektrum teknologi (dapat berupa teknologi modern, teknologi maupun teknologi tradisional) yang pada hakikatnya telah memenuhi persyaratan teknis, sosial dan ekonomik.

a. Persyaratan teknis
Yang menjadi persyaratannya antara lain:
  1. Menggunakan sebanyak mungkin bahan baku dan sumber energi setempat dan sesedikit mungkin     menggunakan bahan import
  2. Jumlah produksi harus cukup dan mutu produksi harus dapat diterima oleh pasaran baik di dalam negeri maupun luar negeri
  3. Menjamin agar hasil dapat diangkut ke pasar dengan sarana angkutan yang ada dan yang masih dapat dikembangkan
  4. Memperlihatkan tersedianya peralatan serta operasi dan perawatannya
b. Persyaratan sosial
Yang menjadi persyaratannya antara lain:
  1. Memanfaatkan keterampilan yang sudah ada
  2. Menjamin timbulnya lapangan kerja yang baru yang dapat terus berkembang
  3. Menekan seminimum mungkin pergeseran tenaga kerja yang mengakibatkan bertambahnya pengengguran dan setengah pengangguran
  4. Membatasi sejauh mungkin timbulnya ketegangan sosial dan budaya 
c. Persyaratan ekonomik
Yang menjadi persyaratannya antara lain:
  1. Membatasi sedikit mungkin kebutuhan akan modal
  2. Menekan seminimal mungkin kebutuhan akan devisa
  3. Mengarahkan pemakaian modal agar sesuai dengan rencana pengembangan lokal, regional dan nasional
  4. Menjamin agar hasil dan keuntungan akan kembali kepada produsen
  5. Dapat mengarahkan lebh banyak produsen ke arah cara perhitungan ekonomis yang sehat
  6. Mengarahkan usaha pada pengelompokan secara koperatif

C. Kemiskinan
     Berbagai persoalan kemiskinan penduduk memang menarik untuk disimak dari berbagai aspek, sosial, ekonomi, psikologi dan politik. Aspek sosial terutama akibat terbatasnya interaksi sosial dan penguasaan informasi. Aspek ekonomi akan tampak pada terbatasnya pemilikan alat produksi, upah kecil, daya tawar rendah, tabungan nihil, lemah mengantisipasi peluang. Dari aspek psikologi terutama akibat rasa rendah diri, fatalisme, malas, dan rasa terisolir. Sedangkan, dari aspek politik berkaitan dengan kecilnya akses terhadap berbagai fasilitas dan kesempatan, diskriminatif, posisi lemah dalam proses pengambil keputusan.
     Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian: kemiskinan absolut, kemiskinan relatif dan kemiskinan kultural. Seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untak memenuhi kebutuhan hidup minimum: pangan, sandang, kesehatan, papan, pendidikan. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedang miskin kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.


D. Keterkaitan Antara Ilmu Pengetahuan dan Daya Kemampuan Masyarakat
     Masalah yang cukup pelik serta mendasar yang dialami di negara yang sedang berkembang seperti halnya Indonesia adalah masalah transformasi industri melalui pengalihan, penerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
     Ada beberapa prinsip yang perlu dilaksanakan di dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk pembangunan bangsa. Prinsip-prinsip ini merupakan suatu pola dasar yang perlu kita pegang agar penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi itu benar-benar bermanfaat dan berfungsi optimal bagi pembangunan bangsa, antara lain.
  1. Perlunya diselenggarakan pendidikan dan latihan di dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang relevan untuk keperluan pembangunan bangsa;
  2. Perlu dikembangkan suatu konsep yang jelas, realistis serta yang dilaksanakan secara konsekuen tentang masyarakat yang ingin dibangun di masa depan serta teknologi-teknologi yang diperlukan untuk mewujudkannya;
  3. Teknologi hanya dapat dialihkan, diterapkan dan dikembangkan lebih lanjut jika mereka benar-benar diterapkan pada pemecahan problem-problem yang kongkret;
  4. Bangsa yang ingin maju/mengembangkan dirinya secara teknologis harus bertekad berusaha sendiri memecahkan masalah-masalahnya ;
  5. Pada tahap-tahap permulaan transformasi dirinya menjadi suatu bangsa teknologi maju, setiap negara harus melindungi perkembangan kemampuan nasionalnya di bidang teknologi hingga saat tercapainya kemapuan bersaing secara internasional. 
Tahap-tahap Transformasi
     Proses transformasi suatu masyarakat menjadi suatu bangsa yang maju teknologinya dan industrinya dapat dipikirkan terdiri dari empat tahap yang bertumpang tindih, antara lain.
  1. Tahap pertama dan yang mendasar adalah tahap penggunaan teknologi-teknologi yang telah ada di dunia ini untuk proses-proses nilai tambah dalam rangka produksi barang-barang yang telah ada di pasaran. Melalui tahap ini akan dikembangkan kemampuan untuk memahami desain-desain serta teknik-teknik cara-cara peroduksi yang lebih maju yang telah dikembangkan di luar negeri;
  2. Tahap kedua adalah tahap integrasi teknologi-teknologi yang telah ada ke dalam desain dan produksi barang-barang yang baru sama sekali, artinya yang belum ada di pasaran. Pada tahap ini akan ditingkatkan keahlian-keahlian lain terutama keahlian di dalam melakukan integrasi dan optimisasi komponen-komponen ke dalam sistem-sistem baru;
  3. Tahap ketiga adalah tahap pengembangan teknologi itu sendiri. Di dalam tahap ini, teknologi-teknologi yang telah ada dikembangkan lebih lanjut. Teknologi-teknologi barupun lebih dikembangkan lagi. Kesemuanya itu dilakukan dalam rangka merancang produk-produk masa depan. Tahap ketiga ini merupakan tahap dilakukanya inovasi-inovasi, tahap diciptakannya teknologi-teknologi untuk komponen-komponen yang akan menjadi bagian dari produk-produk yang pada zamannya masing-masingakan menjadi produk yang secara teknologis terbaik di dalam bidang masih-masih. 
  4. Tahap keempat adalah tahap pelaksanaan penelitian dasar secara besar-besaran. Perkembangan baru di bidang informatika, di dalam bidang teknologi pengendalian dan di dalam bidang teknologi komputer pada saat inipun sedang mengantarkan cara-cara hidup dan bekerja baru di negara-negara industri maju. Walaupun negara-negara sedang berkembang ikut pula melakukan investasi dibidang penelitian dasar ini, banyak diantaranya berpandangan bahwa sumbersumber daya keuangan, prasarana serta manusia yang langka itu lebih dapat di manfaatkan untuk tugas-tugas lain yang lebih mendesak.
D. Keterkaitan Antara Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan
     Keterkaitan antara ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan adalah sebuah problematika yang sudah terstruktur. Ketika suatu negara ingin mengembangkan sebuah teknologi tepat guna yang akan di sebarluaskan ke seluruh masyarakat pada negara tersebut maka daya kemampuan per individu adalah sebuah persoalan yang cukup pelik serta mendasar seperti yang telah di jabarkan diatas. Ketika seseorang terlahir dari keluarga yang bisa dikatakan hidup dalam garis kemiskinan, maka hal tersebut adalah hal yang menjadi persoalan yang sesungguhnya harus diselesaikan. Karena seperti halnya di Indonesia ketika orang tua ingin memberikan anaknya pendidikan yang memadai, kedua orang tua tersebut harus bisa melunasi seluruh pembayaran yang sudah menjadi ketentuan untuk bisa mendapatkan pendidikan yang memadai di sekolah tersebut sehingga anak tersebut bisa mendapatkan ilmu pengetahuan yang seharusnya bisa ia dapatkan. Dan ketika sebuah teknologi baru tepat guna tercipta maka individu atau anak tersebut bisa memahami dan menggunakan teknologi tersebut.

REFERENSI:
  1. Hartomo, Drs. H. 1993, ILMU SOSIAL DASAR, Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan
  2. Andist's Weblog. Pengertian Kemiskinan, http://andist.wordpress.com/2008/03/21/pengertian-kemiskinan/ , 28 September 2012



2 komentar: