Jika dilihat dari pengertiannya
evolusi adalah proses perubahan mahluk hidup secara bertahap dalam jangka waktu
yang lama dari bentuk sederhana menjadi bentuk yang kompleks, sedangkan budaya
adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Jadi evolusi budaya
adalah, suatu cara hidup yang telah diwariskan dari generasi ke generasi dan
berubah secara bertahap dalam jangka waktu yang lama dari bentuk yang sederhana
menjadi bentuk yang lebih kompleks dan masih terjadi hingga saat ini.
Latar Belakang
Evolusi
budaya merupakan suatu proses evolusi atau prosos perubahan budaya yang terjadi
hingga saat ini. Kita bisa mengamati bagaimana fakta akan evolusi tersebut
dalam banyak hal, seperti dalam bahasa, gaya hidup hingga ke dinamika dalam
sistem ekonomi.
Pertanyaannya
apakah prinsip-prinsip dalam evolusi hayati juga berlaku dalam evolusi kultur
atau sosial? Untuk menjawab itu, seorang biolog Robert Boyd (2005), mengajukan
beberapa proposisi terkait dengan evolusi budaya diantaranya:
- Budaya merupakan informasi yang didapatkan oleh suatu individu dari orang lain melalui pengajaran, imitasi atau bentuk pembelajaran sosial lainnya.
- Perubahan budaya haruslah dimodelkan sebagai suatu proses Evolusi Darwinian.
- Budaya merupakan sebahagian dari evolusi biologis.
- Evolusi budaya membuat evolusi manusia menjadi berbeda dengan evolusi makhluk hidup lainnya.
- Gen dan budaya berevolusi.
Adapun
teori tentang evolusi budaya yang diungkapkan L.H.Morgan (1818-1881) adalah
seorang peristis antropologi di Amerika terdahulu. Ia mengungkapkan bahwa
evolusi kebudayaan secara universal melalui delapan tahapan, yaitu:
- Zaman Liar Tua. Zaman sejak manusia ada samapai menemukan api, kemudian manusia menemukan keahlian meramu dan mencari akar-akar tumbuhan liar untuk hidup.
- Zaman Liar Madya. Zaman di mana manusia menemukan senjata busur dan panah. Pada zaman ini manusia mulai merobah mata pencahariannya dari meramu menjadi pencari ikan.
- Zaman Liar Muda. Pada zaman manusia menemukan senjata busur dan panah sampai memiliki kepandaian untuk membuat alat-alat dari tembikar namun kehidupannya masih berburu.
- Zaman Barbar Tua. Zaman sejak manusia memiliki kepandaian membuat tembikar sampai manusia beternak dan bercocok tanam.
- Zaman Barbar Madya. Zaman sejak manusia beternak dan bercocok tanam samapai menemukan kepandaian membuat alat-alat atau benda-benda dari logam
- Zaman Barbar Muda. Zaman sejak manusia memiliki kepandaian membuat alat-alat dari logam sampai manusia mengenal tulisan.
- Zaman Peradaban Purba, menghasilakan beberapa peradapan klasik zaman batu dan logam
- Zaman Masa Kini,zaman peradaban klasik sampai sekarang.
Manusia dikenal sebagai makhluk
sosial, sehingga bisa saja dalam satu hari suatu wilayah bahkan suatu
dikunjungi oleh banyak orang dari seluruh dunia baik yang ingin berwisata
maupun menetap untuk belajar ataupun bekerja. Dan pada saat yang bersamaan
dapat terjadinya sebuah akulturasi dan pembauran atau asimilasi.
Akulturasi
Poses sosial yang timbul bila suatu
kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur
dari suatu kebudayaan asing dengan demikian rupa, sehingga unsur-unsur
kebudayaan asing tersebut lambat laun diterima dan dioalh kedalm kebudayaan
sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Asimilasi
Proses
sosial yang timbul bila ada golongan-golongan manusia dengan latar kebudayaan
yang berbeda-beda. Kemudian saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu
yang lama, sehingga kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah
sifatnya yang khas, dan juga unsur-unsurnya masing-masing berubah wujudnya
menjadi unsur-unsur kebudayaan yang campuran.
Pembaruan Atau Inovasi
Suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi dan modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akan menyebabkan adanya sistem produksi, dan dibuatnya produk-produk baru. Proses inovasi sangat erat kaitannya dengan teknologi dan ekonomi. Dalam suatu penemuan baru biasanya membutuhkan proses sosial yang panjang dan melalui dua tahap khusus yaitu discovery dan invention.
Discovery
adalah suatu penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang baru, baik berupa suatu
alat baru, ide baru, yang diciptakan oleh individu atau suatu rangkaian dari
beberapa individu dalam masyarakat yang bersangkutan. Discovery baru menjadi
invention apabila masyarakat sudah mengakui, menerima, dan menerapkan penemuan
baru itu.
Faktor
Pendorong Terjadinya Perubahan
Faktor-faktor
pendorong bagi individu dalam suatu masyarakat untuk memulai dan mengembangkan
penemuan-penemuan baru antara lain:
- Kesadaran para individu akan kekurangan dalam kebudayaan.
- Mutu dari keahlian dalam suatu kebudayaan.
- Sistem perangsang bagi aktivitas mencpta dalam masyarakat.
Wujud
Kebudayaan
Prof.
Dr. Koentjoroningrat menguaikan tentang wujud kebudayaan menjadi 3 macam yaitu:
- Wujud kebudayaan sebagai kompleks dari ide-de, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
- Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
- Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Wujud
pertama adalah wujud ideal kebudayaan. Sifatnya abstrak, tidak dapat diraba dan
difoto. Letaknya dalam alam pikiran manusia. Sekarang kebudayaan ideal ini
banyak tersimpan dalam arsip kartu komputer, pita komputer, dan sebagainya.
Ide-ide dan gagasan manusia ini banyak yang hidup dalam masyarakat dan memberi
jiwa kepada masyarakat. Gagasan-gagasan itu tidak terlepas satu sama lain
melainkan saling berkaitan menjadi suatu sistem, disebut sistem budaya atau
cultural, yang dalam bahasa Indonesia disebut adat istiadat.
Wujud
kedua adalah yang disebut sistem sosial atau sosial sistem, yaitu mengenai
tindakan berpola manusia itu sendiri. Sistem sosial ini terdiri dari
aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi satu dengan lainnya dari waktu ke
waktu, yang selalu menurut pola tertentu. Sistem sosial ini bersifat konkrit
sehingga bisa diobservasi, difoto dan didokumentir.
Wujud
ketiga adalah yang disebut kebudayaan fisik, yaitu seluruh hasil fisik
karya manusia dalam masyarakat. Sifatnya sangat konkrit berupa benda-benda yang
bisa diraba, difoto dan dilihat. Ketiga wujud kebudayaan tersebut di atas dalam
kehidupan ideal dan adat-istiadat mengatur dan mengarahkan tindakan manusia baik gagasan, tindakan dan karya manusia, menghasilkan benda-benda
kebudayaan secara fisik. Sebaliknya kebudayaan fisik membentuk lingkungan hidup
tertentu yang makin menjauhkan mansia dari lingkungan alamnya sehingga bisa
mempengaruhi pola berpikir dan berbuatnya.
Kesimpulan
Berbicara
evolusi budaya kita tidak hanya berbicara tentang dinamika dan penyebaran
budaya dan elemen-elemen budaya dari suatu masyarakat dari waktu ke waktu
melainkan juga bagaimana perubahan secara kualitas dari budaya tersebut selama
proses perkembangannya tersebut. Teori memetika tidak sekadar menginkorporasi
teori Evolusi Darwin ke dalam analisis perubahan budaya, melainkan suatu alat
analisis yang berupaya menganalisis proses tersebut dari sudut pandang
Darwinian, yaitu evolusi melalui mutasi random dan seleksi alam.
Evolusi tidak hanya sebuah teori,
melainkan sebuah fenomena yang ada. Evolusi budaya merupakan evolusi yang
terjadi dan bisa kita amati hingga saat ini. Dinamika yang terjadi dalam
evolusi sosial dan budaya ini merupakan fenomena yang membrojol dari interaksi
yang kompleks di level mikronya, yaitu individu. Memetika yang merupakan alat
analisis yang mencoba mengkaji dinamika budaya dari sudut pandang evolusi
Darwinian, menjanjikan hasil analisis baru yang bisa memperkaya analisis sosial
kita, termasuk analisis evolusi dalam sistem ekonomi.
Sumber:
1. http://www.slideshare.net/haidarkrisna/pengertian-evolusi-kebudayaan
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
3.
http://teoriantropologi.blogspot.com/2009/02/teori-evolusi-kebudayaan-morgan.html
4.
http://yudhim.blogspot.com/2009/02/dinamika-masyarakat-dan-kebudayaan.html
5. http://elfanhidayat.wordpress.com/2011/04/27/evolusi-budaya/
6.
http://robertusbeny.blogspot.com/2012/01/unsur-unsur-kebudayaan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar