Namun sebelum jauh membicarakan banyak hal yang menyangkut perilaku organisasi dalam organisasi umum kita perlu mengetahui empat asumsi dasar memahami manusia menurut Keith Davis dan John W Newstrom, antara lain:
- Perbedaan individu, manusia dilahirkan membawa keunikan masing-masing. Dengan memahami perilaku tertentu seseorang, kita akan memahami dan mencari variable penyebab perbedaan prestasi individu. Variabel yang mempengaruhi perilaku individu: a) variable fisiologis (fisik dan mental), b) variable psikologis (persepsi, sikap, kepribadian, belajar, motivasi), c) variable lingkungan (keluarga, kebudayaan, kelas sosial).
- Orang seutuhnya, seorang manusia perlu dilihat secara utuh, bukan sepotong-sepotong, karena dapat menyesatkan pandangan orang terhadapnya.
- Perilaku termotivasi, sebab mengapa seorang karyawan bekerja lebih baik daripada karyawan lain.
- Martabat/nilai manusia, unsur manusia perlu dibedakan dari unsur lain.
Perilaku organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang
perilaku tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatu organisasi serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi). Sedangkan, organisasi umum merupakan struktur pembagian kerja dan
struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi
yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan
tertentu yang mempunyai tingkat manajemen yang tinggi.
Dari
pengertian tersebut berdasarkan thesis
ialah pencapaian tujuan dengan bantuan orang lain, maka manajemen
harus memusatkan pada hubungan antar orang. Hal ini kadang-kadang
juga disebut penelahaan “human relation”, “leadership” atau
“behavioral sciences approach”.
Perilaku organisasi terkonsentrasi dengan situasi hubungan manusia, sebab hal ini erat
kaitannya dengan pekerjaan, absensi, pergantian karyawan,
produktivitas, prestasi seseorang dan manajemen. Perilaku
keorganisasian juga meliputi: motivasi, perilaku dan kekuatan/ tenaga
kepemimpinan, komunikasi antar personal, struktur kelompok dan
proses, konflik, desain pekerjaan dan stres.
Pemahaman terhadap ciri-ciri perilaku organisasi dalam tiap tahapan
siklus organisasi adalah sesuatu yang mutlak harus dimiliki oleh setiap
pengelola organisasi. Dengan demikian pengelola organisasi dapat
mengantisipasi apa yang akan terjadi di masa depan. Berikut beberapa fase dari siklus organisasi:
1. Fase lahir (fase enterpreneurship) adalah fase yang sangat
diwarnai oleh sifat transformasional. Anggota organisasi lebih
dimotivasi oleh dorongan idealisme, mau bekerja, mau berfikir dengan
cara berbeda (out of box thinking), inovasi sangat menonjol, dekat
dengan pelanggan, komunikasi ke dalam dan keluar sangat baik, rasa
percaya pada sesama (trust), dan berani mengambil resiko.
2. Fase berkembang (growth) adalah fase berkembangnya organisasi.
Manajemen merasa banyak hal yang sudah mereka lakukan dengan benar yang
menghantar pada sukses organisasi. Fase ini lebih diwarnai oleh sifat
transaksional. Pada fase ini anggota organisasi bekerja menurut
prosedur yang telah ditetapkan Sistem manajemen Planning, Organizing,
Actuating and Controlling. Pada fase ini peranan
pengawasan sangat menonjol. Gaya manajemen lebih menekankan pada
pengawasan yang mengakibatkan bersifat pasif dan menunggu perintah. Rasa
percaya (trust) dan pemberdayaan (empowerment) pada anggota organisasi
terasa berkurang. Kondisi demikian ini menyebabkan inovasi menjadi
sangat menurun.
3. Fase dewasa (maturity) adalah fase terjadinya penurunan kinerja
organisasi. Sifat transaksional sangat menonjol. anggota organisasi
hanya memikirkan kotak organisasinya sendiri. Terjadi persaingan antar
kotak dalam struktur organisasi. Karena sifat anggota organisasi yang
sangat transaksional, maka setiap ada tambahan kerja dibuat struktur
organisasi baru. Akhirnya struktur organisasi organisasi menjadi besar
seperti seekor dinosaurus. Besarnya organisasi ini tidak diserati oleh
suatu integrasi yang utuh. Keputusan dibuat sangat lambat dan
komunikasi yang terjalin terasa kurang lancar. Dalam kondisi persaingan bisnis yang semakin
tinggi tingkat turbulensinya, kondisi demikian ini akan sangat
membahayakan organisasi.
4. Fase Kemunduran (decline) ditandai oleh menurunnya
kinerja organisasi, lebih rendah kinerjanya dibandingkan dengan fase
dewasa. Manajemen dan anggota organisasi tidak peka melihat ancaman
bisnis yang bisa menghancurkan organisasi. Hal ini terjadi karena
ketidakmampuan untuk melihat perubahan lingkungan bisnis dan
ketidakmauan untuk melakukan perubahan. Organisasi masih berpegang
pada prinsip bisnis yang lama yang sangat tidak sesuai dengan kondisi
masa kini. Maka malapetaka datang dan organisasi pun harus melakukan
tindakan yang memakan banyak korban, seperti melakukan pemutusan hubungan kerja.
5. Fase Kematian (death). Jika kondisi kemunduran dibiarkan terus
tanpa ada tindakan penyelamatan yang efektif, maka organisasi akan
mati atau diambil alih oleh organisasi lain. Contoh organisasi yang
mati adalah Ratatex (organisasi tekstil terbesar tahun 50an dan awal
60an), organisasi minyak Stanvac yang diambil alih oleh Medco. Raja
konglomerat abad ke 19 di Semarang Oei Tiong Ham.
6. Fase Kelahiran Kembali (re-birth). Untuk menghindari kemunduran
organisasi harus melakukan perubahan disaat organisasi masih sehat.
Sebaiknya perubahan dilakukan pada fase berkembang dan dewasa. Fase
perubahan ini disebut dengan Fase kelahiran kembali (re-birth). Pada
fase ini perilaku manajemen dan anggota organisasi harus kembali kefase
awal kelahiran organisasi. anggota organisasi harus bersemangat
kembali. Peka melihat ancaman dan peluang bisnis, banyak inovasi, ramah
pada pelanggan, dan berani mengambil resiko. Sifat-sifat yang menonjol
pada masa ini adalah sifat transformasional.
Tentunya dalam sebuah organisasi harus terjalin teamwork yang kuat. Berikut beberapa ciri yang mencerminkan terdapatnya ketangguhan sebuah tim kerja meliputi:
1. Kesamaan visi dan misi kerja. Para anggota organisasi dan ketua organisasi memiliki sudut pandang yang relatif sama dalam mengerjakan tugas organisasi. Orientasi dan fokusnya pada proses dan hasil.
2. Prioritas perhatian dan tindakan pada sesuatu yang terbaik buat organisasi. Tim memandang baik buruknya kinerja organisasi merupakan akumulasi dari kinerja tim. Sementara kalau organisasi memiliki kinerja (profitability) yang baik maka akan berpengaruh terhadap kompensasi yang diberikan kepada anggota organisasi. Semakin besar kompensasi semakin puas anggota organisasi dalam bekerja.
3. Anggota organisasi berkomitmen tinggi pada pekerjaan. Pada umumnya tim yang kuat dicerminkan pula oleh kekuatan kepentingan para anggota organisasinya. Tanggung jawab dan hak dibuat sedemikian rupa secara seimbang.
4. Anggota organisasi dapat hidup berdampingan dalam keragaman. Tiap individu tim sadar akan adanya keragaman latar belakang budaya, gender, usia, pendidikan, pengalaman, dan kepribadian di antara mereka. Keragaman tidak dipandang sebagai hambatan. Tetapi justru sebagai kekuatan dalam saling memahami dan mengisi kekurangan.
5. Tim yang kuat sebagai magnit talenta. Dalam bekerja, setiap anggota tidak lepas dari suasana kompetisi sesama mitra kerja. Idealnya setiap orang ingin siap untuk itu. Namun dalam kenyataannya ada saja yang tidak bisa dan tidak biasa bekerja keras.
Maka dari itu penegakkan kedisiplinan, rasa tanggung jawab, tingkat
kepercayaan antar perilaku organisasi, tenggang rasa serta rasa ingin
memajukan organisasi terhadap para perilaku organisasi dalam organisasi
umum harus diaktualisasikan dengan sebaik mungkin dan perlu menimbulkan
rasa kesadaran dalam diri setiap pelaku organisasi tersebut.
Maka dari itu penegakkan kedisiplinan, rasa tanggung jawab, tingkat kepercayaan antar perilaku organisasi, tenggang rasa serta rasa ingin memajukan organisasi terhadap para perilaku organisasi dalam organisasi umum harus diaktualisasikan dengan sebaik mungkin dan perlu menimbulkan rasa kesadaran dalam diri setiap pelaku organisasi tersebut.
Maka dari itu penegakkan kedisiplinan, rasa tanggung jawab, tingkat kepercayaan antar perilaku organisasi, tenggang rasa serta rasa ingin memajukan organisasi terhadap para perilaku organisasi dalam organisasi umum harus diaktualisasikan dengan sebaik mungkin dan perlu menimbulkan rasa kesadaran dalam diri setiap pelaku organisasi tersebut.
SUMBER:
- http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_organisasi
- https://sites.google.com/site/kuliahperilakuorganisasi/
- http://johnjelly.blogspot.com/2013/04/pengertian-perilaku-organisasi.html
- http://wasnudin.blogdetik.com/category/teori-organisasi-umum-1/
Pengertian
perilaku organisasi, atau perilaku keorganisasian, merupakan topik
penting yang harus dipelajari dalam bidang manajemen sumber daya
manusia. - See more at:
http://www.manajemenperusahaan.com/pengertian-perilaku-organisasi/#sthash.IUoZ0LNi.dpuf
Pengertian
perilaku organisasi, atau perilaku keorganisasian, merupakan topik
penting yang harus dipelajari dalam bidang manajemen sumber daya
manusia. - See more at:
http://www.manajemenperusahaan.com/pengertian-perilaku-organisasi/#sthash.IUoZ0LNi.dpuf
Pengertian
perilaku organisasi, atau perilaku keorganisasian, merupakan topik
penting yang harus dipelajari dalam bidang manajemen sumber daya
manusia. - See more at:
http://www.manajemenperusahaan.com/pengertian-perilaku-organisasi/#sthash.IUoZ0LNi.dpuf
Pengertian
perilaku organisasi, atau perilaku keorganisasian, merupakan topik
penting yang harus dipelajari dalam bidang manajemen sumber daya
manusia. - See more at:
http://www.manajemenperusahaan.com/pengertian-perilaku-organisasi/#sthash.IUoZ0LNi.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar