Jumat, 01 November 2013

Perilaku Organisasi Dalam Organisasi Umum

Namun sebelum jauh membicarakan banyak hal yang menyangkut perilaku organisasi dalam organisasi umum kita perlu mengetahui empat asumsi dasar memahami manusia menurut Keith Davis dan John W Newstrom, antara lain:
  1. Perbedaan individu, manusia dilahirkan membawa keunikan masing-masing. Dengan memahami perilaku tertentu seseorang, kita akan memahami dan mencari variable penyebab perbedaan prestasi individu. Variabel yang mempengaruhi perilaku individu: a) variable fisiologis (fisik dan mental), b) variable psikologis (persepsi, sikap, kepribadian, belajar, motivasi), c) variable lingkungan (keluarga, kebudayaan, kelas sosial).
  2. Orang seutuhnya, seorang manusia perlu dilihat secara utuh, bukan sepotong-sepotong, karena dapat menyesatkan pandangan orang terhadapnya.
  3. Perilaku termotivasi, sebab mengapa seorang karyawan bekerja lebih baik daripada karyawan lain.
  4. Martabat/nilai manusia, unsur manusia perlu dibedakan dari unsur lain.  
Perilaku organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang perilaku tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatu organisasi serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi). Sedangkan, organisasi umum merupakan struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu yang mempunyai tingkat manajemen yang tinggi.

Dari pengertian tersebut berdasarkan thesis ialah pencapaian tujuan dengan bantuan orang lain, maka manajemen harus memusatkan pada hubungan antar orang. Hal ini kadang-kadang juga disebut penelahaan “human relation”, “leadership” atau “behavioral sciences approach”.

Perilaku organisasi terkonsentrasi dengan situasi hubungan manusia, sebab hal ini erat kaitannya dengan pekerjaan, absensi, pergantian karyawan, produktivitas, prestasi seseorang dan manajemen. Perilaku keorganisasian juga meliputi: motivasi, perilaku dan kekuatan/ tenaga kepemimpinan, komunikasi antar personal, struktur kelompok dan proses, konflik, desain pekerjaan dan stres. 

Pemahaman terhadap ciri-ciri perilaku organisasi dalam tiap tahapan siklus organisasi adalah sesuatu yang mutlak harus dimiliki oleh setiap pengelola organisasi. Dengan demikian pengelola organisasi dapat mengantisipasi apa yang akan terjadi di masa depan. Berikut beberapa fase dari siklus organisasi:

1. Fase lahir (fase enterpreneurship) adalah fase yang sangat diwarnai oleh sifat transformasional. Anggota organisasi lebih dimotivasi oleh dorongan idealisme, mau bekerja, mau berfikir dengan cara berbeda (out of box thinking), inovasi sangat menonjol, dekat dengan pelanggan, komunikasi ke dalam dan keluar sangat baik, rasa percaya pada sesama (trust), dan berani mengambil resiko.

2. Fase berkembang (growth) adalah fase berkembangnya organisasi. Manajemen merasa banyak hal yang sudah mereka lakukan dengan benar yang menghantar pada sukses organisasi. Fase ini lebih diwarnai oleh sifat transaksional. Pada fase ini anggota organisasi bekerja menurut prosedur yang telah ditetapkan Sistem manajemen Planning, Organizing, Actuating and Controlling. Pada fase ini peranan pengawasan sangat menonjol. Gaya manajemen lebih menekankan pada pengawasan yang mengakibatkan bersifat pasif dan menunggu perintah. Rasa percaya (trust) dan pemberdayaan (empowerment) pada anggota organisasi terasa berkurang. Kondisi demikian ini menyebabkan inovasi menjadi sangat menurun.

3. Fase dewasa (maturity) adalah fase terjadinya penurunan kinerja organisasi. Sifat transaksional sangat menonjol. anggota organisasi hanya memikirkan kotak organisasinya sendiri. Terjadi persaingan antar kotak dalam struktur organisasi. Karena sifat anggota organisasi yang sangat transaksional, maka setiap ada tambahan kerja dibuat struktur organisasi baru. Akhirnya struktur organisasi organisasi menjadi besar seperti seekor dinosaurus. Besarnya organisasi ini tidak diserati oleh suatu integrasi yang utuh. Keputusan dibuat sangat lambat dan komunikasi yang terjalin terasa kurang lancar. Dalam kondisi persaingan bisnis yang semakin tinggi tingkat turbulensinya, kondisi demikian ini akan sangat membahayakan organisasi.

4. Fase Kemunduran (decline) ditandai oleh menurunnya kinerja organisasi, lebih rendah kinerjanya dibandingkan dengan fase dewasa. Manajemen dan anggota organisasi tidak peka melihat ancaman bisnis yang bisa menghancurkan organisasi. Hal ini terjadi karena ketidakmampuan untuk melihat perubahan lingkungan bisnis dan ketidakmauan untuk melakukan perubahan. Organisasi masih berpegang pada prinsip bisnis yang lama yang sangat tidak sesuai dengan kondisi masa kini. Maka malapetaka datang dan organisasi pun harus melakukan tindakan yang memakan banyak korban, seperti melakukan pemutusan hubungan kerja.

5. Fase Kematian (death). Jika kondisi kemunduran dibiarkan terus tanpa ada tindakan penyelamatan yang efektif, maka organisasi akan mati atau diambil alih oleh organisasi lain. Contoh organisasi yang mati adalah Ratatex (organisasi tekstil terbesar tahun 50an dan awal 60an), organisasi minyak Stanvac yang diambil alih oleh Medco. Raja konglomerat abad ke 19 di Semarang Oei Tiong Ham.

6. Fase Kelahiran Kembali (re-birth). Untuk menghindari kemunduran organisasi harus melakukan perubahan disaat organisasi masih sehat. Sebaiknya perubahan dilakukan pada fase berkembang dan dewasa. Fase perubahan ini disebut dengan Fase kelahiran kembali (re-birth). Pada fase ini perilaku manajemen dan anggota organisasi harus kembali kefase awal kelahiran organisasi. anggota organisasi harus bersemangat kembali. Peka melihat ancaman dan peluang bisnis, banyak inovasi, ramah pada pelanggan, dan berani mengambil resiko. Sifat-sifat yang menonjol pada masa ini adalah sifat transformasional.

Tentunya dalam sebuah organisasi harus terjalin teamwork yang kuat. Berikut beberapa ciri yang mencerminkan terdapatnya ketangguhan sebuah tim kerja meliputi:

1. Kesamaan visi dan misi kerja. Para anggota organisasi dan ketua organisasi memiliki sudut pandang yang relatif sama dalam mengerjakan tugas organisasi. Orientasi dan fokusnya pada proses dan hasil.

2. Prioritas perhatian dan tindakan pada sesuatu yang terbaik buat organisasi. Tim memandang baik buruknya kinerja organisasi merupakan akumulasi dari kinerja tim. Sementara kalau organisasi memiliki kinerja (profitability) yang baik maka akan berpengaruh terhadap kompensasi yang diberikan kepada anggota organisasi. Semakin besar kompensasi semakin puas anggota organisasi dalam bekerja.

3. Anggota organisasi berkomitmen tinggi pada pekerjaan. Pada umumnya tim yang kuat dicerminkan pula oleh kekuatan kepentingan para anggota organisasinya. Tanggung jawab dan hak dibuat sedemikian rupa secara seimbang.

4. Anggota organisasi dapat hidup berdampingan dalam keragaman. Tiap individu tim sadar akan adanya keragaman latar belakang budaya, gender, usia, pendidikan, pengalaman, dan kepribadian di antara mereka. Keragaman tidak dipandang sebagai hambatan. Tetapi justru sebagai kekuatan dalam saling memahami dan mengisi kekurangan.

5. Tim yang kuat sebagai magnit talenta. Dalam bekerja, setiap anggota tidak lepas dari suasana kompetisi sesama mitra kerja. Idealnya setiap orang ingin siap untuk itu. Namun dalam kenyataannya ada saja yang tidak bisa dan tidak biasa bekerja keras.
Maka dari itu penegakkan kedisiplinan, rasa tanggung jawab, tingkat kepercayaan antar perilaku organisasi, tenggang rasa serta rasa ingin memajukan organisasi terhadap para perilaku organisasi dalam organisasi umum harus diaktualisasikan dengan sebaik mungkin dan perlu menimbulkan rasa kesadaran dalam diri setiap pelaku organisasi tersebut.

Maka dari itu penegakkan kedisiplinan, rasa tanggung jawab, tingkat kepercayaan antar perilaku organisasi, tenggang rasa serta rasa ingin memajukan organisasi terhadap para perilaku organisasi dalam organisasi umum harus diaktualisasikan dengan sebaik mungkin dan perlu menimbulkan rasa kesadaran dalam diri setiap pelaku organisasi tersebut.

SUMBER:

Pengertian perilaku organisasi, atau perilaku keorganisasian, merupakan topik penting yang harus dipelajari dalam bidang manajemen sumber daya manusia. - See more at: http://www.manajemenperusahaan.com/pengertian-perilaku-organisasi/#sthash.IUoZ0LNi.dpuf
Pengertian perilaku organisasi, atau perilaku keorganisasian, merupakan topik penting yang harus dipelajari dalam bidang manajemen sumber daya manusia. - See more at: http://www.manajemenperusahaan.com/pengertian-perilaku-organisasi/#sthash.IUoZ0LNi.dpuf
Pengertian perilaku organisasi, atau perilaku keorganisasian, merupakan topik penting yang harus dipelajari dalam bidang manajemen sumber daya manusia. - See more at: http://www.manajemenperusahaan.com/pengertian-perilaku-organisasi/#sthash.IUoZ0LNi.dpuf
Pengertian perilaku organisasi, atau perilaku keorganisasian, merupakan topik penting yang harus dipelajari dalam bidang manajemen sumber daya manusia. - See more at: http://www.manajemenperusahaan.com/pengertian-perilaku-organisasi/#sthash.IUoZ0LNi.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar